Tiba-tiba ingin menulis tentang ‘Lakaran’ karena aku menghabiskan tiga malam terakhir dengan mereka, suatu angkatan dari salah satu jurusan di sebuah universitas. Aku adalah bagian dari mereka. Tetapi aku bukan wajah yang selalu terlihat di barisan depan. Bukan juga yang akan diingat pertama kali. Aku ada di tepi, bersembunyi dengan teman yang sama diamnya, dan baru akan bersuara ketika ada yang mengajak berbicara.
Aku tidak tau sejak kapan aku jadi pemalu seperti ini. Mereka membuatku merasa senaaang sekali, namun juga terselip rasa gugup. Tanpa teman-teman dekatku, aku akan terlihat seperti anak hilang dan tersesat diantara kerumunan mereka. Semakin banyak dari mereka berkumpul di sekitarku, semakin bergemuruh dadaku ini. Aku takut.
Di balik itu, aku sangat bersyukur menjadi bagian dari mereka. Teman-teman yang sangat suportif dan seru! Mereka tidak pernah membiarkan temannya tertinggal dan kesulitan sendirian.
Lalu kenapa aku masih takut? Itu juga sesuatu yang menjadi pertanyaanku.
Aku juga bersyukur dengan sebagian dari mereka yang mengenalku dengan baik. Mereka yang mengingatku sebagai orang yang periang. Mereka yang menyapaku dengan tawa. Aku bahagia.
Aku sering bertanya-tanya, siapa ya yang akan tetap bertukar kabar denganku setelah lulus nanti? Beberapa orang dalam bayanganku, benar-benar aku harapkan. Tetapi untuk saat ini, itu bukan hal yang penting, kan? Lebih baik tetap saling memberi semangat sampai hari kelulusan nanti. Do’a terbaikku untuk mereka semua. Semoga kami bisa berteman dalam jangka waktu yang lama.
Best of luck, Lakaran!